Ketika Keyakinan,

Kata siapa hanya perempuan yang berhak menunggu. Lelaki pun terkadang harus menunggu, bukan karena tidak ada pilihan lain, tapi karena keyakinan. Yah, keyakinan ku untuk Dia yang baru beberapa bulan ku kenal. Kami telah saling mengetahui sebelumnya, tapi tidak akrab. Kenapa? Entahlah. Yang aku tahu sekarang kami akrab, sangat akrab. Tidak ada yang tahu mengapa semua berjalan seperti ini, dan tidak ada pula yang bisa menebak akan seperti apa kami berdua nantinya. Jika ada yang bertanya pada ku mengenai keyakinan ku pada Dia, dengan tegas aku menjawab bahwa aku telah yakin dan siap menjadi teman hidup untuk Dia. Sayangnya, Dia belum bisa meyakinkan dirinya sendiri akan kehadiran ku. Aku menunggunya, dan dia menunggu seseorang lain. Aku tahu ini. karena aku tahu, aku masih menunggu dengan harapan.

Meninggalkannya begitu saja? Mungkin aku bisa saja. Untuk apa menunggu yang tidak pasti?! Terkadang ada hal yang tidak bisa laki-laki jelaskan, contohnya seperti inilah. Bisa saja aku mencari yang lebih baik dan lebih pasti dari Dia, hanya saja keyakinan ku masih belum bisa dipindahkan ke perempuan lain.

Kami saling memberi perhatian,selalu. Meski dalam ekspresi perhatian itu tidak jarang tersisip cerita lalu yang membuatnya sedih, sekaligus membuatku salah tingkah, canggung atau apalah namanya. Sakit hati? Jelas. Kami juga punya perasaan girls. Semakin aku mengetahui ceritanya, masa lalunya, dan bagaimana dia yang sebenarnya, semakin besar keyakinan ku pada dirinya. Lalu, bagaimana kami sekarang? Masih seperti ini adanya. Aku masih menunggu Dia dan Keyakinannya untuk ku.

Leave a comment